//
arsip

Archive for

Agar Teh Tidak Terlalu Pahit

Tidak semua orang tidak suka rasa pahit. Namun kadang orang menemukan sensasi rasa justru dari adanya unsur pahit yang membaur dengan unsur rasa yang lain. Seberapa kuat rasa pahit yang disukai oleh seseorang akan tergantung pada selera masing-masing. Tatkala seseorang menikmati teh, ada orang yang merasakan sensasi yang mengesankan dari rasa pahit yang kuat, atau sebaliknya. Rasa pahit dari teh ditimbulkan oleh kandungan tanin. Secara umum kita dapat mengatur seberapa banyak tanin yang terkandung dalam teh dilarutkan ke dalam minuman dengan mengatur lama waktu penyeduhan.

Semakin lama teh diseduh maka semakin banyak tanin yang dilarutkan – dan rasa pahit akan semakin kuat. Seberapa lama teh seharusnya diseduh? Pertimbangkan saja bahwa kalau terlalu cepat maka unsur-unsur yang lain yang membentuk cita rasa teh belum terlarut dalam jumlah yang menjadikan rasa teh sensasional. Ada baiknya anda mencoba melakukan eksperimen sendiri untuk mengetahui yang paling pas buat anda. Cobalah memulai dengan kisaran 5 menit, namun biasanya teh hitam memerlukan waktu sedikit lebih lama daripada teh hijau untuk mengeluarkan semua aromanya.

Satu lagi yang harus dipertimbangkan, kalau anda menggunakan teh celup maka waktu yang terlalu lama akan menyebabkan kandungan chlorin dalam bahan kantung akan ikut terlarut.  Selamat menikmati kesibukan baru!

 

Minum Teh Beresiko Anemia?

Rupanya tidak semua bisa mendapatkan manfaat positif dari teh, karena ternyata ada kelompok masyarakat yang beresiko kesehatannya jika mengkonsumsi teh secara rutin – terutama kalau berlebihan.  Sebagaimana dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan Makara pada Juni 2007, para penelitinya menemukan meningkatnya resiko anemia kurang zat besi karena minum teh.

Penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Cicendo Kota Bandung tersebut mengambil sampel penduduk usia lanjut yang dipilih secara acak.  Para peneliti mengamati kebiasaan minum teh dan mengukur hemoglobin darah.  Hasilnya, para lansia yang memiliki kebiasaan minum teh 92 kali lebih berresiko mengalami anemia dibandingkan mereka yang tidak minum teh.  Jika kebiasaan minum teh dikurangi ternyata resiko tersebut menurun dengan drastis.

Resiko anemia terjadi karena teh dapat menghambat penyerapan zat besi yang berasal dari sumber nabati.  Terdapat laporan bahwa teh hitam dapat menghambat penyerapan zat besi hingga 94% jika dikonsumsi bersamaan dengan sumber-sumber zat besi yang non-hewani.  Memperhatikan sifat tersebut, sebenarnya anemia ini dapat dihindari meskipun orang masing mengkonsumsi teh. Caranya adalah dengan mengkonsumsi lebih banyak makanan hewani, atau minum tehnya tidak bersamaan dengan acara makannya.  Pilihan pertama agaknya sulit dipenuhi jika keadaan ekonomi tidak memungkinkan atau pada mereka yang lansia memiliki keterbatasan dengan giginya.  Cara yang kedua secara teknis lebih mungkin tapi akan menabrak kebiasaan yang sudah menahun. Itu karena minum teh adalah temannya makan.  Bukankah slogannya: apapun makanannya minumnya tetap teh.

Wah susah juga ya. Kalau menggeser waktu minum agar tidak bersamaan dengan waktu makan aja susah, apa lagi kalau harus tidak minum teh? Kalau untuk kesehatan diri, tidak sepatutnya kita enggan merubah kebiasaan. Bukankah begitu??

It’s not my cup of tea

Teh memiliki posisi yang spesial dan unik dalam masyarakat Inggris.  Begitu pentingnya posisi tersebut sampai-sampai ia dipilih menjadi alat politik dalam hubungannya dengan kolonialisasi dataran Amerika. Dengan asumsi bahwa para kolonialis tidak bisa dipisahkan dari teh maka parlemen Inggris memberlakukan pajak tak langsung melalui impor teh ke Amerika. Para kolonialis yang mulai memperlihatkan pembangkangannya secara implisit akan berarti tunduk pada kekuasaan Inggris jika mereka menyetujui membayar pajak rendah yang diberlakukan atas impor teh. Sejarah membuktikan hal itu tak terjadi dan lahirlah negara Amerika.

Tidak hanya dalam politik, bahkan teh menjadi bagian dari ungkapan untuk mengekspresikan sikap atau pandangan dalam keseharian. Jika mereka mengatakan “just one’s cup of tea”, itu sama sekali tidak berarti ia meminta secangkir kopi. Idiom itu bermaksud mengungkapkan bahwa sang pengucap menghendaki atau lebih menyukai sesuatu.  Juga jika ada orang yang bilang “not for all teh tea in China”, bukanlah berarti ia tidak suka minum teh. Itu adalah ekspresi verbal bahwa dia tidak menghendaki sesuatu, (bahkan jika ia diberi seluruh teh di Cina). Karena itu tidak perlu membujuk rayunya melakukan yang ditolaknya itu, karena pasti ia tidak mau. Kadang orang Inggris juga bilang “not be somebody’s cup of tea”. Jika mengucap demikian itu berarti ia tidak suka atau tidak tertarik pada “somebody” tersebut.  Jadi anda bisa menebak apa maksudnya kalau ada yang bilang “it’s not my cup of tea”.

Tea Sommelier

Jika dalam hal penyajian makanan sang spesialis disebut sebagai chef, maka dalam hal minuman sang ahli disebut sebagai “sommelier”. Istilah sommelier sendiri awal mulanya mengacu pada jenis minuman wine. Seorang sommelier haruslah memiliki pengetahuan yang mendalam dan ketrampilan yang mumpuni dalam hal menyiapkan, meracik, hingga menyajikan minuman.  Istilah sommelier sendiri bisa jadi berasal dari bahasa Perancis abad pertengahan soumelier yaitu petugas yang bertanggung jawab dalam transportasi bahan baku, atau mungkin juga bahasa Perancis Kuno sommerier, atau bahasa Latin saugmarius. Entahlah.

“Tea sommelier” dapat dianggap sebagai istilah yang lebih baru. Sebagaimana namanya, seorang tea sommelier mengkhususkan dirinya untuk mendalami pengetahuan dan ketrampilan dalam menyajikan minuman teh.  Ia harus mampu membantu pelanggan untuk memilih teh yang sesuai kebutuhannya. Karena itu ia harus betul-betul mengenali karakter dari berbagai jenis teh yang jumlahnya ratusan itu.  Ia juga harus memahami dengan baik teknik penyeduhan yang sesuai untuk setiap jenisnya.

Beberapa orang yang dianggap sebagai perintis karir tea sommelier adalah James Labe yang bekerja di Heartbeat Restaurant, New York; Michael Obnowlenny dari Kanada, dan Karl Kessab yang bekerja di Lanesborough Hotel, London.  Saat ini telah berkembang berbagai lembaga pelatihan untuk menjadi tea sommelier. Silahkan telusur di Google dengan kata kunci “tea sommeliers certificate”, anda akan temukan banyak tawaran untuk mengikuti program sertifikasi/pelatihan sebagai tea sommelier. Tertarik menjadi tea sommelier? Sayang, saya belum menemukan lembaga pelatihan sejenis itu di Indonesia. Jika anda mengetahuinya, silahkan sampaikan melalui komentar – siapa tahu akan membantu mereka yang memerlukannya.

Orang Cina Lebih Suka Teh Tawar

Jika di Indonesia terdapat daerah dimana masyarakatnya suka meminum teh tanpa gula atau pemanis lain dan ada yang lebih suka meminumnya tanpa gula (teh tawar), maka demikian pula secara internasional.  Orang-orang Inggris suka meminum teh dengan menambahkan pemanis, baik berupa gula maupun madu. Sementara orang-orang Cina lebih suka meminum teh tawar.  Bagi orang Cina, penambahan gula pada minuman teh mereka bisa merusak rasanya.

Chinese Proverb on Tea

Drinking a daily cup of tea will surely starve the apothecary. (Chinese Proverb on Tea)

Harga Teh 2012 Membaik

Harga teh dunia tahun ini diprediksikan membaik.  Prediksi ini tentu menggembirakan banyak pihak yang menggantungkan nafkahnya dari sektor ini.  Secara umum, dalam 5 tahun terakhir harga teh dunia berkecenderungan naik.  Indeks Mundi menggambarkan bahwa kenaikan harga teh yang dipantau dari beberapa pusat lelang teh dunia dari Januari 2007 hingga Januadi 2012 mencapai 35%.  Hanya saja dalam kurun waktu tersebut juga terdapat variasi turun naik harga.

(sumber: http://www.indexmundi.com)

Namun demikian, harga teh dunia tidaklah selalu mencerminkan harga hasil panen teh rakyat dalam negeri.  Itu karena teh dari Indonesia dihargai rendah di pasar Internasional.  Sebagaimana dikutip dari http://www.bisnis.com, Sultoni Arifin (anggota dari Dewan Teh Indonesia) menginformasikan bahwa harga teh dari Indonesia lebih cenderung menurun hingga 41% dari harga teh Srilangka.  Jika teh Srilangka mampu dihargai US$ 4, maka teh Indonesia hanya mampu mencapai harga US$ 1,9.

Sepanjang 2011 kemarin masyarakat petani teh (rakyat) di Indonesia mengeluhkan harga panenan teh yang rendah.  Di daerah Sumatera Barat, harga jual daun teh berkisar pada angka Rp. 1.275,- per kilogram daun petik basah.  Dengan jumlah panen antara 1,2 hingga 1,5 ton per bulan maka dapat diperkirakan petani dengan kebun teh seluas 1 Ha berpendapatan sekitar Rp. 500 ribu per bulannya.  Tentu saja pendapatan sebesar itu sangatlah minim.  Harga teh yang rendah telah menyebabkan banyaknya kebun teh rakyat yang dikonversi beralih ke komoditas lain. Dikutip dari situs PTPN XII (www.ptpn12.com), di Jawa Barat terdapat 3000 hektar kebun teh rakyat yang telah dikonversi.

Akankah kecenderungan naiknya harga teh didunia juga akan berdampak membaiknya usaha perkebunan teh di Indonesia? Sepertinya ada tugas besar untuk menemukan cara bagaimana agar teh di Indonesia bisa menikmati segarnya harga teh dunia.

Minyak Biji Teh

Sudah jamak bagi kita sehari-hari minum teh dengan menyeduh daun teh olahan. Sudah jamak pula bahwa sebagian dari kita minum teh karena rasa dan aromanya dan sebagian yang lain karena manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Tapi tahukah anda bahwa bukan hanya dari daunnya kita bisa membuat minuman, terutama untuk kesehatan kita? Sebagian masyarakat di belahan bumi ini mengkonsumsi minyak biji teh untuk kesehatan, sebagaimana kita di sini mengenal Virgin Coconut Oil (VCO) dan meminumnya. Sebenarnyalah tanaman teh itu menghasilkan biji yang cukup banyak. Hanya saja, di negeri kita tidak mudah menjumpai tanaman teh yang menghasilkan biji.  Itu karena tanaman teh di sini selalu dipangkas pendek agar menghasilkan pucuk yang banyak dan memudahkan panen. Jadi, di kebun teh yang demikian jarang sekali orang menemukan biji teh.  Jika saja tidak dipangkas, tanaman teh dapat tumbuh tinggi mencapai 15 meter atau lebih – dan menghasilkan biji yang banyak.

Biji dari tanaman teh banyak mengandung asam oleat tak jenuh tunggal, vitamin E dan antioksidan.  Dengan kandungannya itu, diyakini minyak dari biji teh sangat bermanfaat untuk kesehatan. Untuk menghasilkan minyak biji teh, biasanya biji-biji tersebut dikeringkan dalam suhu rendah kemudian minyak dikeluarkan dengan memberikan tekanan tinggi.  Sebagaimana VCO, minyak biji teh bisa langsung diminum tanpa harus memasaknya terlebih dulu.

Tidak mudah menemukan minyak biji teh di Indonesia, karena kita memang tidak memproduksinya. Boleh dibilang 100% kebun teh kita hanya memproduksi daun teh saja.  Mungkin anda bisa menemukannya di toko-toko herbal tertentu. Sudah bisa dipastikan bahwa produk yang anda temukan itu di impor dari negeri lain.  Salah satu negeri yang dikenal memproduksi minyak biji teh adalah Taiwan.

Fakta: Produsen Teh Bukanlah Konsumen Teh

Tahukah anda bahwa Indonesia adalah negeri terbesar ke 7 penghasil teh di dunia? Padahal pada tahun 2003 kita berada di urutan ke 5. 10 negeri penghasil the berturut-turut adalah (1) China, (2) India, (3) Kenya, (4) Sri Langka, (5) Turki, (6) Vietnam, (7) Indonesia, (8) Jepang, (9) Argentina, (10) Iran.

Tahukah anda bahwa peminum teh per kapita terbanyak bukanlah dari negara-negara penghasil teh? Berikut ini 10 besar negeri dengan konsumsi teh per kapita terbesar di dunia: (1) Uni Emirat Arab – 6,24 Kg/th; (2) Irlandia – 3,22 Kg/th; (3) Mauritania – 3,22 Kg/th; (4) Turki – 2,74 Kg/th; (5) Republik Seychelles – 2,08 Kg/th; (6) Inggris – 1,89 Kg/th; (7) Maroko – 1,67 Kg/Ha; Kuwait – 1,61 Kg/th; (8) Kuwait – 1,61 Kg/th; (9) Qatar – 1,60 Kg/th; (10) Kazakhstan – 1,54 Kg/th. Penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi 0,32 Kg/th per kapita; itu berarti berada pada urutan ke 70. Wow!!!

Mengapa Teh Sanggup Hidup Di Daerah Ekstrim

Teh termasuk tanaman yang senang air.  Itu sebabnya ia banyak dikebunkan di tempat-tempat yang cukup air.  Kecintaan tanaman ini terhadap air bukan hanya yang berada di dalam tanah yang akan diambilnya melalui akar, tetapi ia juga membutuhkan air yang ada di udara sekitarnya. Uap air penting bagi tanaman teh agar tumbuh dengan baik dan menghasilkan pucuk-pucuk berkualitas.

Uap air di udara sebenarnya tidak dibutuhkan secara langsung oleh tanaman teh. Molekul air mampu “memegang” panas lebih baik dari bahan lain yang ada di lingkungan. Lingkungan yang banyak air lebih lambat menjadi panas akan tetapi lebih lambat pula melepaskan panas. Karenanya, perubahan dan perubahan suhu rendah suhu tinggi pada lingkungan yang berair tidaklah sedramatik di daerah yang kurang air. Dengan kata lain tidak ekstrim. Lingkungan yang beginilah yang diperlukan tanaman teh untuk tumbuh baik dan menghasilkan pucuk terbaik. Karena, meskipun teh dikenal sebagai tanaman yang toleran terhadap lingkungan tetapi tetap saja tidak “menyukai” yang ekstrim.

Keberadaan badan air di tanah, misalnya danau yang cukup besar, bisa mempengaruhi kelembaban udara.  Karena itu, daerah sekitar badan air tersebut memiliki perbedaan suhu maksimum dan minimu yang lebih rendah.  Itu sebabnya mengapa beberapa kebun teh masih bisa diusahakan di daerah yang semestinya terlalu dingin untuk teh.  Misalnya saja perkebunan yang diusahakan di North Carolina – USA atau pantai utara dari Turki.

Kategori

Blog Stats

  • 16.844 hits

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 1.689 pelanggan lain